Tentang Sound of Music Bagian 1
⚡️Alih bahasa pengenalan album penuh ke-4 Jannabi | 27 April 2025
Terima kasih telah menunggu selama empat tahun yang panjang. Silakan dinikmati.
뮤직 (Musik)
Saat aku masih sangat kecil, di rumah kami ada jam Mickey Mouse yang dibeli di Disneyland. Di tengah jam itu ada sebuah tombol, dan kalau ditekan, akan terdengar musik Disney dari speaker kecilnya. Setiap pagi, aku dan kakakku akan terbangun oleh suara musik itu. Aku teringat pada suatu pagi Minggu bersama jam itu. Semua anggota keluarga, kecuali aku, sudah bangun dan berkumpul di sekeliling tempat tidurku. Kakakku akan cepat-cepat bangun dan memutar satu per satu lagu dari jam tersebut. Aku akan terbangun oleh alunan musik yang mengalir keluar, lalu meminta kakakku untuk memutar satu lagu tertentu lagi. Semua orang mendengarkan dalam diam, tenggelam dalam aliran musik yang tipis itu. Pemandangan pagi dari masa lalu itu tetap terpatri jelas dalam ingatanku. Itulah pengalaman pertamaku benar-benar merasakan musik, dan sejak saat itu aku ingin merekam dan mengabadikan momen tersebut.
FLASH
Sekarang, akulah yang mencari musik. Lagu ini tentang diriku yang mengejar inspirasi. Setiap hari, aku pergi ke studio, duduk di depan piano milik ibuku, dan berharap ada kilatan inspirasi yang brilian, secerah kilatan lampu kamera. Itulah pekerjaanku. Dulu, impianku tentang musik terasa sangat agung.
아윌다이포유❤️X3 (I will die for you ♥ x3)
Jentikan jari hari itu! Klik itu. Detik itu. Saat aku memutuskan untuk rela mati demi sesuatu. Keputusan bukan sesuatu yang dibuat seiring waktu; ia lahir dalam sekejap. Biasanya, dalam permainan ada sistem tiga nyawa, kan? Buatku juga begitu, dan aku masih mengingat jelas rasa pahit-manis saat aku sudah ‘mati’ setidaknya dua kali. Saat hanya tersisa satu nyawa, aku menyanyikan sebuah lagu seperti tokoh utama dalam The Girl in the Circus (T/N: bukan judul resmi Bahasa Inggris)—sebuah puisi yang kusukai—seperti War Boys di Mad Max, seperti Iron Man di Avengers—sebuah lagu yang merupakan janji bahwa aku bisa mengorbankan diriku untuk sesuatu. Lagu ini kudedikasikan untuk para penggemar yang mencintai musik kami, sekaligus untuk musik itu sendiri.
(Title Track) May the TENDERNESS be with you! (feat. Karina of aespa) (사랑의이름으로!)
Suatu hari, saat aku sedang berjalan-jalan di jalanan New York, aku memantapkan hati: aku akan menulis sebuah lagu berjudul <In the Name of Love-> dengan tekad untuk menulis sebuah puisi cinta yang epik. Dalam perasaan yang murni dan penuh kemuliaan dari ungkapan “Aku mencintaimu, dan kamu mencintaiku,” aku tenggelam dalam pemikiran yang dalam, dan aku memutuskan ingin mengabadikan momen yang cepat berlalu namun begitu berharga itu dalam sebuah lagu.
Pikiran yang rumit hanya akan menghancurkan dan mengaburkan momen tersebut. Kemampuan otak kita untuk memproses dan menghubungkan momen-momen tak secepat kecepatan waktu yang berlalu. Selain menjadi sederhana, tak ada cara lain. Kesederhanaan adalah wajah paling segar di antara kebenaran-kebenaran yang berhasil bertahan sampai zaman ini. Aku tidak ingin membedahnya, tidak ingin menganalisanya, tidak ingin mencoba merasakannya dengan berlebihan. Hanya dengan begitu, kita bisa memenuhi ruang kosong itu dengan tawa dan air mata, lalu terbang bersama dengan bebas. Atas nama cinta! Dengan canggung! Namun penuh kelembutan!
Bukan hanya sekadar lagu cinta dalam arti romantis, aku ingin menggambarkan semangat muda, sesuatu yang mencerminkan emosi zaman yang kita jalani saat ini. Namun, aku juga ingin mempertahankan rasa misterius di dalamnya!Mungkin karena itu, sejak awal menulis lagu ini, aku terus berpikir:
"Kalau bisa kolaborasi dengan Karina, lagu ini pasti akan benar-benar hidup."
Dan sekarang, berkat kesediaannya untuk bergabung, aku sangat berterima kasih. Semoga kita bisa terus bersama melalui musik yang indah!옥상에서 혼자 노을을 봤음 (Ku lihat mentari terbenam di atap sendirian)
Lagu ini, hanyalah ceritaku sendiri. Aku sama-sama merasa berterima kasih sekaligus bersalah kepada semua orang yang telah bersamaku selama ini. Aku ingin menjalani hidup dengan baik, tapi kenyataannya tidak selalu berjalan seperti yang kuharapkan. Karena pola pikirku yang masih kekanak-kanakan, aku terus saja mengulangi kesalahan yang sama. Hanya karena aku seorang musisi, bukan berarti aku bisa mengabaikan kenyataan. Itu tidak benar, kan?Juno! 무지개 좌표를 알려줘! (Juno! Beri aku koordinat pelangi itu!)
Bbiririk—
모든 소년 소녀들1 : 버드맨 (All the Boys and Girls 1: Birdman)
Dua tahun lalu, di British Museum, aku mendengar sebuah cerita di depan patung Moai. Cerita itu tentang runtuhnya peradaban Pulau Paskah, meskipun, jujur saja, itu hanyalah interpretasi unik dari seorang pemandu. Sejak saat itu, sebuah cerita perlahan tumbuh di pikiranku...
Konon, para leluhur menebang semua pohon untuk mendirikan patung Moai, lalu keturunan mereka, yang dipenuhi keputusasaan, akhirnya merobohkan semua Moai. Di antara keturunan itu, ada sebuah suku bernama Suku Birdman. Suku ini mendirikan kembali Moai, menghadapkannya ke arah laut, dan mengukir simbol-simbol baru di punggung patung-patung itu, gambaran matahari baru yang terbit di cakrawala dan lambang suku mereka, sang Birdman. Itulah cerita itu, yang aku tafsirkan dari sudut pandangku sendiri.Maka, aku menjadi Birdman! Seorang Birdman, mengenakan topeng dan melayang di udara! Tapi sekarang, saatnya melepas topeng itu dan membiarkan rambut kusut ini terurai. Rasa antisipasi yang gelap — yang menyeret kita menuju masa depan seperti lubang hitam, sama seperti kejayaan masa lalu — memiliki kekuatan untuk menghentikan kehidupan itu sendiri.
Ah, mimpi. Mimpi pada dasarnya selalu tentang masa lalu. Aku menganggapnya sebagai bentuk pengkhianatan terhadap janji-janji yang dulu kubuat pada diriku yang lebih muda.모든 소년 소녀들2 : 무지개 (All the Boys and Girls 2: Rainbow)
"Demi bisa hidup hari ini, aku telah membunuh hari esokku— menelan beberapa janji yang kusimpan dalam dompet kecil."───── ⋆⋅☆⋅⋆ ─────
Pranala luar:
> Track 4